YOSUA;
PAHLAWAN PERJUANGAN
dan
TOKOH
PERJANJIAN
Disusun
sebagai tugas mata kuliah Kitab-kitab Sejarah
Dosen Pengampu:
Rm.
V. Indra Sanjaya, Pr
Oleh :
ignatius
eka nugroho
FT: 3315
PROGRAM STUDI TEOLOGI JURUSAN TEOLOGI
FAKULTAS TEOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
YOSUA;
PAHLAWAN PERJUANGAN dan TOKOH PERJANJIAN
1.
Pendahuluan
Pahlawan adalah pejuang yang gagah berani; orang
yang menonjol karena keberanianya dalam membela kebenaran[1].
Dalam perjalanan sejarah kehidupan manusia, banyak sekali pahlawan-pahlawan
yang muncul dari setiap daerah atau bangsa. Mahadma Gandi dari India yang menjadi
pahlawan perjuangan India. Patih Gajah Mada menjadi pahlawan bagi kerajaan
Majapahit. Ir. Soekarno, pahlawan kemerdekaan bangsa Indonesia dan masih banyak
lagi pahlawan-pahlawan di dunia ini.
Demikian pula halnya dalam perjalanan sejarah bangsa
Israel. Banyak pahlawan-pahlawan yang muncul, salah satunya adalah Yosua. Yosua
yang ditunjuk untuk melanjutkan tugas Musa dalam memimpin bangsa Israel,
menjadi pahlawan bagi bangsanya Israel. Pahlawan dalam perebutan tanah – Yosua
8 misalnya. Yosua juga menjadi pahlawan atau tokoh perjanjian (Yos 24). Dengan
kewibawaan yang dimilikinya Yosua mampu memimpin bangsa Israel dengan baik
dalam setiap pertampuran. Memang semuanya adalah rencana TUHAN, namun melalui
Yosualah rencana dan janji TUHAN itu dapat terlaksana.
Apa dan bagaimana kepahlawanan Yosua, itulah yang
akan menjadi topik pembahasan paper saya ini. Saya akan mencoba memperdalam dan
mencari letak kepahlawanan Yosua dalam beberapa tindakan yang dilakukan oleh
Yosua bersama dengan bangsa Israel.
2.
Pokok-pokok
Pembahasan
2.1.
Latar
Belakang Yosua
Yosua yang di masksud di sini adalah Yosua bin Nun[2].
Nama Yosua memiliki arti “TUHAN
penyelamat” (Ibrani ; yehȏšȗa’).
Nama asli Yosua sebenarnya adalah Hosea (Bil 13 : 8), tetapi kemudian Musa
menggantinya menjadi Yosua (Bil 13 : 16)[3].
Yosua muncul sebagai salah satu orang penting Israel ketika ia beperan dalam
perang melawan Amalek (Kel 17 : 8-16) dan juga karena ia adalah pelayan Musa[4].
Ketika Musa masih hidup, Yosua sudah dipersiapkan untuk menjadi penerusnya dan
ketika Musa meninggal orang Israel patuh kepada Yosua sebagaimana mereka patuh
kepada Musa[5].
Yosua dipatuhi oleh orang Israel kerena “penuh
dengan roh kebijaksanaan” (Ul 34 : 9). Dibawah kepemimpinan Yosua ini
kemudian bangsa Israel masuk ke tanah Kanaan[6].
2.1.1.
Yosua
di Hadapan TUHAN
Yosua merupakan orang yang menjadi penerus Musa
untuk menghantar bangsa Israel ke tanah yang telah dijanjikan TUHAN kepada Israel.
Yosua mendapat tugas dari TUHAN untuk memimpin bangsa Israel memasuki tanah
terjanji (Yos 1 : 1-9). Yosua menjadi pemimpin bagi bangsa Israel memasuki
tanah terjanji karena TUHAN tidak memperkenankan Musa untuk memimpin bangsa
Israel memasuki tanah terjanji (Bil 20 : 12; Ul 34 :4)[7].
Dalam mejalankan tugasnya, TUHAN berjanji bahwa Ia akan senantiasa menyertai
Yosua (Yos 1 : 9).
Di hadapan TUHAN, Yosua adalah orang pilihan yang Ia
pilih untuk memimpin umat pilihan-Nya memasuki tanah terjanji. Pada awal tugasnya
dan sepanjang perjalanan tugasnya, Yosua tidak sama sekali disebut sebagai
hamba TUHAN. Yosua hanyalah abdi Musa yang sungguh setia dan yang kemudian
melanjutkan tugasnya. Yosua disebut sebagai hamba TUHAN setalah ia
menyelesaikan segala pekerjaanya dengan baik (bdk. Yos 24 : 29).
2.1.2.
Yosua
di Hadapan Musa
Sejak masa mudanya, Yosua telah menjadi tangan kanan
Musa[8]
atau abdi Musa[9]
(bdk. Bil 11 : 28). Hanya Yosua yang mendampingi Musa pergi ke Gunung Sinai
untuk menerima Sepuluh Perintah TUHAN. Yosua menjadi abdi yang setia bagi Musa.
Saat bangsa Israel datang atau hendak memasuki tanah Kanaan, Yosua menjadi
salah satu dari dua belas pengintai yang dikirim Musa untuk mengintai tanah
Kanaan (bdk. Bil 13 : 1-33). Dikisahkan bahwa dari antara keduabelas pengintai
yang dikirim oelah Musa, hanya Yosua dan Keleb yang kembali.
Pada akhir hisdup Musa, Musa menugaskan Yosua
sebagai penggantinya atau penerusnya[10].
Tugas baru itu bukanlah tugas yang mudah bagi Yosua melainkan suatu tugas berat,
sebab dia akan menuntaskan pekerjaan yang telah diawali oleh Musa. Pada
akhirnya, Yosua berhasil menjalankan tugasnya itu di bawah pendampingan dan
penyertaan TUHAN.
2.1.3.
Yosua
di Hadapan Israel
Di
hadapan orang Israel, Yosua adalah pemimpin. Dalam hal ini Yosua dipilih TUHAN
untuk memimpin bangsa Israel menuju tanah yang telah dijanjikan TUHAN kepada
nenek moyang mereka[11].
Yosua adalah pemimpin yang dipilih langsung oleh TUHAN untuk melanjutkan tugas
Musa membawa bangsa Israel ke tanah terjanji (Yos 1 : 2).
Sebagai seorang pemimpin, Yosua memiliki tugas yang
cukup berat yaitu untuk membangun suatu kesatuan dalam diri bangsa Israel. Hal
itu dilakukan agar mereka dapat merebut setiap tempat yang mereka singgahi, sebab sebenarnya tanah
yang dijanjikan itu telah ada yang memiliki diantaranya adalah orang Het. (bdk. Yos 1 : 3-4). Lalu bagaimana Yosua
memimpin? Dalam memimpin Yosua selalu berpegang pada janji TUHAN bahwa Ia akan
menyertai Yosua dan umat-Nya Israel.
Selain sebagai pemimpin, Yosua juga menjadi pahlawan
bagi bangsa Israel dalam perebutan-perebutan tanah (Yos 3-4; 6; 8;10). Dialah
yang senantiasa memimpin bangsa Israel dalam pertempuran untuk meperebutkan
tanah yang telah duduki berbagai bangsa di daerah Kanaan dan sekitarnya.
2.2.
Pengaruh
Musa Terhadap Yosua
Dalam tradisi Pentateukh Yosua hidup dalam bayang-bayang
kebesaran Musa[12].
Sebagaimana telah disebutkan dalam bagian awal paper ini (Yosua di hadapan
Musa), perananya adalah sebagai pembantu atau pelayan Musa dalam menjalankan
tugas memimpin umat Israel. Meskipun demikian perananya tidak dapat diremehkan.
Yosua dengan setia selalu menyertai Musa. Diakatakan dalam Keluaran 24 : 13
bahwa Yosua menemani Musa naik ke bukit; “
Lalu bangunlah Musa dengan Yosua, abdinya, maka naiklah Musa ke atas gunung TUHAN
itu”. Untuk apa mereka naik ke atas bukit? Yaitu untuk menerima hukum dari TUHAN.
Setelah turun dari bukit, Yosua kemudian memimpin
bangsa Israel untuk bertempur melawan bangsa Amalek, sedangkan Musa ada di
bukit untuk berdoa (Kel 32 : 17)[13].
Tugas lain Yosua ketika bersama dengan Musa adalah menjaga kemah pertemuan saat
mana Musa sedang berbicara dengan TUHAN. Bersama dengan Keleb dan
teman-temanya, Yosua juga mendapat tugas dari Musa untuk mengintai tanah Kanaan
( Bil 13 : 16).
Dalam ketergantunganya dengan Musa itu, Yosua
kemudian belajar untuk memahami langkah umat Israel. Dia juga bertambah
bijaksana dan pengetahuan dalam pembinaan. Berkat kematangan pribadi dan
kesetiaanya kepada Musa itulah Yosua kemudian mendapat kepercayaan untuk
meneruskan perjuangan Musa dalam memimpin bangsa Israel.
2.3.
Perutusan
Yosua (Yos 1)
Tugas dan perutusan Yosua tidak lain adalah untuk
memimpin bangsa Israel menuju tanah terjanji. Yosua menjadi penerus Musa dalam
memimpin umat Israel. Proses penunjukan Yosua sebagai pemimpin baru orang
Israel sebenarnya sudah terlaksanan ketika Musa masih hidup. Dalam Bilangan 27
: 18, TUHAN berfirman kepada Musa; “Ambillah
Yosua bin Nun, seorang yang penuh roh, …”. Musa diperintahkan oleh TUHAN
supaya mengambil Yosua dan meletakan tangan di atasnya. Peletakan tangan itu
haruslah dilakukan di hadapan imam Eleasar dan di hadapan segenap orang Israel.
Dengan peletakan tangan itu, juga dimasudkan agar kewibawaan Musa juga dapat
dimiliki oleh Yosua suapaya ia dihormati pula oleh bangsa Israel. Dalam artian
lain, Yosua diangkat sebagai pemimpin yang harus diindahkan oleh bangsa Israel
sebagaimana mereka lakukan terhadap musa.
Pada saat
Musa wafat, orang Israel masih berada di dataran Moab di seberang sungai Yordan
(bdk. Ul 34 : 1-12). Dengan demikian orang Israel masih berada di seberang
tanah yang dijanjikan TUHAN kapada leluhur mereka.
“Sebab itu
bersiaplah sekarang” (Yos 1 : 2). Ini merupakan frase
yang menunjukan perinta TUHAN kepada Yosua untuk segera bersiap-siap
menyeberangi sungai Yordan. Mengapa Yosua yang harus memimpin orang Israel
memasuki tanah terjanji? Hal itu dikaranakan TUHAN tidak memperkenankan Musa
untuk membawa orang Israel memasuki tanah terjanji (Bil 20 : 12; Ul 34 : 4)[14].
Di sini Yosua bertindak sebagai pemimpin sekaligus pembimbing bagi orang
Israel.
Dalam menjalankan tugasnya Yosua tidak berjalan
sendirian. TUHAN menjanjikan bahwa Ia akan senantiasa menyertai Yosua dan umat
yang dipimpinnya. TUHAN akan menyertai Yosua sebagaimana Ia juga menyertai
hambanya Musa (bdk. Ul 31 : 6-8). Dengan penyertaan TUHAN itu, bangsa-bangsa
kafir tidak akan bertahan di hadapan Yosua. Dasar yang kuat Bagi Yosua untuk
percaya kepada TUHAN, karena Yosua diangkat oleha TUHAN akan memimpin umat Israel
memiliki negeri suci[15].
2.4.
Yosua
Sebagai Pahlawan Perebutan Tanah (Yos 3-4; 6; 8; 10)
Yosua disebut sebagai pahlawan perebutan tanah
karana perananya yang begitu besar dalam mendampingi dan memimpin umat Israel
dalam merebut tanah terjanji yang senyatanya telah dikuasai berbagai bangsa. Secara
lebih jelas, kepahlawanan Yosua itu dapat kita cermati melalui beberapa bab dalam
Kitab Yosua, berikut ini:
2.4.1.
Yosua
3-4
Pendapat umum menyatakan bahwa peristiwa
menyeberangi sungai Yordan merupakan suatu prosesi peribadatan dan yang
mendapat peran penting adalah para imam dan lewi[16].
Para imam dan Lewi bertugas untuk mengangkut tabut perjanjian. Mereka itu
haruslah berjalan di depan umat Israel. Apa yang tertulis dalam ayat 5, semakin
menegaskan bahwa peristiwa penyeberangan itu lebih merupakan tindakan upacara
keagamaan daripada suatu tindakan militer; "Kuduskanlah
dirimu, sebab besok TUHAN akan melakukan perbuatan yang ajaib di antara
kamu." Umat Israel haruslah menguduskan diri seolah-olah akan
merayakan suatu Hari Raya Besar[17].
Lalu di mana letah kepahlawanan Yosua?
Tidak banyak terlihat peran Yosua dalan bab ini.
Namun demikian kita tetap dapat melaihat bagaimanan dan seperti apa
kepahlawanan Yosua itu. Di sini kewibawaan Yosua sebagai seorang pahlawan nampak
dalam kuasa memerintahnya. Bagaimana Yosua menyampaikan perintah TUHAN kedapa
umat Israel di situ kita dapat melihat kewibawaanya. "Angkatlah tabut perjanjian dan menyeberanglah di depan bangsa
itu." (Yos 3 : 6). Segera sesudah Yosua mengatakan hal itu, tabut perjanjian
mereka angkat dan mereka berjalan di depan umat Israel[18].
Demikianlah Yosua melaksanakan tugasnya sebagai
seorang pemimpin. Ia menyampaikan apa yang disampaikan TUHAN kepadanya kepada
segenap bangsa Israel agar perintah itu dilaksanakan. Sebagai pemimipin yang
dipatuhi, apa yang disampaikan oleh Yosua senantiasa dilaksanakan oleh bangsanya
dan karena perintah itu adalah perintah TUHAN sendiri.
2.4.2.
Yosua
6
Dalam bab ini dikisahkan tentang perebutan kota
Yeriko. Sebagaimana proses penyeberangan sungai Yordan, perebutan Yeriko juga
lebih merupakan bentuk prosesi peribadadan. Yang berperan penting di sini juga
para imam dan Lewi. Sehingga perang yang dimaksudkan dalam perebutan Yeriko
adalah “perang suci”, di mana TUHAN tampil sebagai pahlawan perang[19].
Peran Yosua adalah perantara bagi TUHAN untuk menyampaikan apa yang
diperintahkan TUHAN kepada bangsa Israel (bdk. Yos 6 : 2-7).
Meski demikian, peran Yosua itu menjadi sangat
penting karena tanpa adanya Yosua orang Israel tidak dapat mengetahui apa yang
diperintahkan TUHAN kepada mereka. Alasanya adalah bahwa Yosualah yang ditunjuk
TUHAN untuk menjadi pemimpin bangsa Israel dan sebagai pernerus Musa. Peran
pentingnya itulah yang dapat meletakan diri Yosua sebagai pahlawan bagi bangsa
Israel.
2.4.3.
Yosua
8
Bab 8 ini merupakan kisah perebutan kota Ai. Perebutan
Ai mencerminkan kecerdikan Yosua yang mempermainkan penduduk kota itu[20].
Mengapa demikian? Dikisahkan di sana, bahwa ketika Israel menyerbu kota Ai,
Yosua memberi perintah kepada 30.000 orang untuk bersembunyi di belakang kota
(ay. 3). Sesudah memberi perintah itu, keesokan harinya Yosua bangun pagi-pagi
dan bertindak cepat (band. 3 : 1; 6 : 12). Yosua memeriksa barisan bangsa
Israel dan berjalan maju ke kota Ai bersama-sama dengan para tua-tua (lih. 7 :
6)[21].
Setelah sampai di sebelah utara kota Ai, raja negeri Ai melihat hal itu dan
kemudian menyerang orang Israel[22].
Sesuai dengan rencana yang diutarakan dalam ayat 6, ketika bangsa Ai mulai
menyerang maka orang-orang Israel melarikan diri dan menjauhkan bangsa Ai dari
kotanya. Setelah orang-orang bangsa Ai itu jauh dari kota – orang-orang itu
terdiri dari orang laki-laki yang kuat – menjauhi kota, maka masuklah
orang-orang Israel yang ada dalam persembunyian itu ke dalam kota. Dengan demikian kota itu dikuasai oleh bangsa Israel.
Terlepas dari apa yang dilakukan oleh Yosua
merupakan pelaksanaan dari perintah TUHAN, di situlah terletak kepahlawanan
Yosua. Yosua merupakan ahli dalam satrategi militer[23].
Sebagai seorang pemimpin dan pahlawan, ia dengan kemampuanya mampu
mengorganisir bangsanya untuk dapat menduduki kota secara cerdik. Dengan
sedikit pertempuran.
2.4.4.
Yosua
10
Berbeda dengan pada bab 8, pada bab 10 ini mencermikan ketepatan tindakan Yosua sebagai
prajurit yang menyerang lawan selagi lawan belum siap[24].
Saat kelima raja – raja Yerusalem, Hebron, Yamrut, Lakhis dan Eglon – sedang
menyusun rencana bersama, secara tiba-tiba Yosua menyerang bersama tentaranya; “Lalu Yosua menyerang mereka dengan
tiba-tiba, …” (ay. 9). Yosua tidak mengabaikan permintaan orang Gibeon
untuk segera datang dan membantu mereka dan kemudian maju berperang bersama-sam
dengan mereka.
Dengan tidakan yang diambil Yosua itu, akhirnya
mereka berhasil memukul mundur musuh (lih. Ay. 11). Tindakan Yosua itu kerap
sekali dipakai oleh pahlawan-pahlawan untuk dapat mengalahkan musuh. Dengan
ketidaksiapan musuh, maka dengan mudah musuh akan dikalahkan. Itulah tindakan
kepalahwanan Yosua, mengambil tindakan yang tepat pada waktu yang tepat pula.
2.5.
Yosua
Tokoh Perjanjian (Yos 24)
Karena keberhasilah Yosua dalam usaha-usaha
militernya, kewibawaan Yosua sebagai seorang pemimpin semakin meningkat. Kewibawaan
Yosua siakui oleh kelompoknya sendiri juga oleh kelompok-kelompok lainya[25].
Sebagai puncak dari perjuangan Yosua adalah ditampilkanya keberhasilan Yosua
dalam menjalin perjanjian dengan suku-suku Kanaan[26].
Perjanjian-perjanjian yang dilakuakn oleh Yosua itu selalu didasarkan pada
sudut pandang Yahwisme, keyakinan pada TUHAN yang menjadi junjungan leluhur.
Diakhir hidupnya, Yosua berhasil pula mengumpulkan sejumlah
wakil dari suku dan klan Smit di kota Sikhem dan membentuk suatu persekutuan
politik atas dasar religius. Untuk itu, suku dan klan tadi bersedia menerima
agama kelompok Yosua yakni menganut TUHAN yang membebaskan bangsa Israel dari
Mesir dan mengadakan perjanjian dengan mereka di Gunung Sinai[27].
Di Sikhem itu pula akhirnya perjanjian Sinai diperbaharui (Yos 24).
Menurut Yosua 24 : 25, pada hari itu juga perjanjian
Israel dengan TUHAN resmi diperbaharui, Yosua mengaikat perjanjian untuk bangsa
itu[28].
Perjanjian dengan TUHAN itu dimaksudkan demi kebaikan kehidupan bangsa Israel.
Perjanjian yang diperbaharui itu memuat ketetapan dan peraturan. Sebagaimana
dengan perjanjian Sinai, bangsa Israel juga harus menaatinya sehingga mereka
mendapatkan rahmat dari TUHAN. TUHAN telah mengaruniakan rahmat kepada bangsa
Israel sejak jaman Abraham hingga perebutan tanah Kanaan, maka TUHAN menuntut
seluruh hari depan bangsa Israel[29]
Peristiwa pertemuan di Sikhem itu mempunyai makna
penting bagi Israel sebagai bangsa yang harus hidup bersama suku-suku lain di
Kanaan[30].
Kitab Yosua 24 menetekankan soal pembaharuan perjanjian Sinai. Di sisi lain,
Yosua juga menampilkan keyakinan Israel sebagai bangsa yang harus hidup dengan
bangsa lain tanpa harus kehilangan jatidiri mereka sebagai bangsa Yahwe. Dengan
demkian persekutauan dengan suku-suku itu memiliki landasan religius yang kuat[31].
Dengan kedua hal itu, yaitu pembaharuan pejanjian
Sinai dan keberhasilan membuat perjanjian dengan suku-suku Kanaan itu kemudian
Yosua dapat disebut sebagai pahlawan atau tokoh perjanjian. Dengan kewibawaanya
dan dengan bantuan dari TUHAN sendiri, Yosua dapat melakukan itu semua. Ia
dapat menunjukan bahwa kehidupan bersama dengan suku-suku lain tidak
menghilangkan jatidiri bangsa Israel tetapi justru semakin memurnikan iman
mereka akan TUHAN.
3.
Penutup
Yosua sebagai penerus Musa dalam memimpin bangsa
Israel, manjadi pahlawan karena
keberhasilanya dalam berbagai pertmpuran. Selain berhasil dalam pertempuran
bersama bangsa Israel, Yosua juga berhasil membuat perjanjian-perjanjian dengan
suku dan klan yang berada di Kanaan. Perjanjian itu memang bersifat politis
namun selalu didasarkan pada Yahwisme dan hal itu diterima. Keberhasilan ini
manjadi puncak keberhasilan Yosua dalam memimpin bangsa Israel.
Dapat dikatakan sebagai hadiah dari TUHAN atas
keberhasilanya itu, Yosua disebut sebagai ‘hamba TUHAN’. Gelar itu pada saat
setelah Yosua meninggal (Yos 24 : 19). Gelar serupa juga dimiliki oleh Musa
(bdk. Yos 1: 1.7.15) dan juga Daud ( 2
Sam 3 : 18). Itulah akhir dari perjuangan Yosua bersama bangsa Israel. Yosua
adalah pahlawan perebutan tanah dan pahlawan atau tokoh perjanjian. Dialah yang
mengahantar bangsa Israel masuk dan merebut tanah Kanaan serta memperbaharui perjandian
Sinai di Sikhem.
Daftar Pustaka
Darmawijaya,
St.,
1992 Iman
Leluhur, Kanisius: Yogyakarta.
Indra
Sanjaya, V.,
2012 Diktat
Kitab-kitab Sejarah, Fakultas Teologi Sanata Dharma: Yogyakarta.
Josephs,
Drew.,
2008 The
Top 100 Men of The Bible, Abiyah Pratama: Jakarta.
Moeliono
Anton, M. (dkk).,
1988 Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka: Jakarta.
Mulder,
D.C.,
1986 Tafsir
Alkitab; Yosua, BPK Gunung Mulia: Jakarta.
Weiden, Wim van
der - Ignatius Suharyo.,
2000 Pengantar
Kitab Suci Perjanjian Lama, Kanisius: Yogyakarta,
Artikel
Good,
E. M.,
1962 “ Joshua sun of Nun”, dalam, Emory
Stevens Bucke (edt. Dkk), The
Interpreter’s Dictionary of The Bible; Volume II, Abingdon Press: New York.
Strange
M.,
1967 “Josue (Joshua), son of Nun”, dalam, New Catholic Encyclopedia; Volume VII,
McGraw-Hill Book Company: New York.
[1] Anton M. Moeliono (dkk), Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka: Jakarta, 1988, 636.
[2]M. Strange, “Josue (Joshua), son of Nun”, dalam, New Catholic Encyclopedia; Volume VII, McGraw-Hill Book Company:
New York, 1967, 1125.
[3] V. Indra Sanjaya, Diktat Kitab-kitab
Sejarah, Fakultas Teologi Sanata Dharma: Yogyakarta, 2012, 14.
[4] Bdk. E. M. Good, “ Joshua sun of Nun”, dalam, Emory
Stevens Bucke (edt. Dkk), The
Interpreter’s Dictionary of The Bible; Volume II, Abingdon Press: New York,
1962, 996.
[5] Bdk. E. M. Good, “ Joshua sun of Nun”, dalam, Emory Stevens
Bucke (edt. Dkk), The Interpreter’s
Dictionary of The Bible; Volume II, 1962, 996.
[6] Wim van der Weiden &
Ignatius Suharyo, Pengantar Kitab Suci
Perjanjian Lama, Kanisius: Yogyakarta, 2000, 25.
[7] D.C. Mulder, Tafsir Alkitab; Yosua, BPK Gunung Mulia:
Jakarta, 1986, 12.
[8] Drew Josephs, The Top 100 Men of The Bible, Abiyah
Pratama: Jakarta, 2008, 91.
[9]Bdk. D.C. Mulder, Tafsir Alkitab; Yosua, 12.
[10] Bdk. Drew Josephs, The Top 100 Men of The Bible, 91.
[11] Bdk. D.C. Mulder, Tafsir Alkitab; Yosua, 13.
[12] St. Darmawijaya, Iman Leluhur, Kanisius: Yogyakarta,
1992, 99.
[13]
Bdk. St. Darmawijaya, Iman Leluhur,
99.
[14] D.C. Mulder, Tafsir Alkitab; Yosua, 12.
[15] Bdk. D.C. Mulder, Tafsir Alkitab; Yosua, 13.
[16]
Bdk. St. Darmawijaya, Iman Leluhur,
99.
[17] Bdk. D.C. Mulder, Tafsir Alkitab; Yosua, 27.
[18] D.C. Mulder, Tafsir Alkitab; Yosua, 27.
[19] Bdk. St. Darmawijaya, Iman Leluhur, 100.
[20] St. Darmawijaya, Iman Leluhur, 100.
[21] D.C. Mulder, Tafsir Alkitab; Yosua, 64.
[22] D.C. Mulder, Tafsir Alkitab; Yosua, 65.
[23] Bdk. M. Strange, “Josue (Joshua), son of Nun”, dalam, New Catholic Encyclopedia; Volume VII,
1967, 1125.
[24] St. Darmawijaya, Iman Leluhur, 100.
[25] Bdk. Wim van der Weiden &
Ignatius Suharyo, Pengantar Kitab Suci
Perjanjian Lama, 25.
[26] St. Darmawijaya, Iman Leluhur, 101.
[27] Wim van der Weiden & Ignatius
Suharyo, Pengantar Kitab Suci Perjanjian
Lama, 25.
[28] Bdk. D.C. Mulder, Tafsir Alkitab; Yosua, 197.
[29] D.C. Mulder, Tafsir Alkitab; Yosua, 198.
[30] St. Darmawijaya, Iman Leluhur, 101.
[31] St. Darmawijaya, Iman Leluhur, 101.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar